Azoospermia, Kenali Penyebabnya

SEL spermatozoa merupakan salah satu faktor yang menentukan seorang wanita bisa hamil atau tidak. Maka berhati-hatilah Anda kaum lelaki, yang mungkin memiliki sperma namun tidakterdapat sel-sel benih atau sel sperma.Bisa jadi Anda terserang Azoospermia.

SECARA kasat mata penyakit Azoospermia ini tidak menampakkan gejala apapun. Tak ada yang bisa mengetahui apakah di dalam sperma-nya terdapat sel-sel sperma atau tidak. Menurut salah seorang pakar Seksolog, Prof Dr Randanan Bandaso, MSc DFFM SpPA (K) SpF, SpAnd, bahwa Azoospermia adalah tidak adanya sel spermatozoa atau benih di dalam sperma. “Spermanya ada, tapi sel-sel benihnya atau sel spermatozoanya yang tidak ada. Dan penyebabnya bermacam-macam. Sehingga menyebabkan pasangan penderita penyakit ini, tentu susah memiliki keturunan,” kata Randanan, Minggu 6 Juni.
Pakar Andrologi lulusan Monas University, Melbourne ini mengurai bahwa penyebab terjadinya Azoospermia ini ada dua. Bisa karena kerusakan pada pabrik sperma (testis), atau bisa juga karena adanya penyumbatan saluran keluar sperma (jenis obstruktif) atau karena sebab lain. Misalnya, gangguan yang bersifat primer pada testis (primary tersticular failure). “Jadi pabrik sperma itu kan ada dibiji pelir, nah di biji pelir itu ada saluran naik ke atas, itulah yang keluar melalui alat kelamin. Kemudian, bisa juga oleh karena salurannya tersumbat.

Misalnya saja, ada infeksi atau karena ada kelainan bawaan,” urai Randanan. Azoospermia jenis obstruktif berarti ada produksi sel benih atau spermatozoa oleh testis. Hanya, saluran keluarnya (vasa deferens) buntu. Jika itu penyebabnya, bisa dilakukan upaya mendapatkan spermatozoa. Setelah spermatozoa didapat, selanjutnya, dilakukan pembuahan buatan (fertilisasi in vitro/bayi tabung). Lain halnya jika penyebab azoospermia adalah testis tidak bisa memproduksi spermatozoa. Kondisi itu merupakan masalah yang bersifat terminal secara reproduksi. Teknik bantu reproduksi tidak bisa membantu karena memang tidak ada instrumen pembuat spermatozoa di dalam testis. Testis yang (menurut pemeriksaan fisik) sangat kecil dan keras sering mengindikasikan adanya gangguan pada testis sebagai organ penghasil spermatozoa (kegagalan testis primer/primary testicular failure). Sebaliknya, jika pemeriksaan fisik menunjukkan ukuran testis dalam batas normal dan pada perabaan didapatkan kekenyalan yang baik, umumnya, azoospermia yang terjadi disebabkan penyumbatan saluran sperma. Randanan mengatakan tak ada tandatanda secara fisik yang bisa dilihat bagi mereka yang menderita Azoospermia. Dan bisa menyerang siapa saja, apakah ia yang terlihat maco dan terlebih lagi yang agak banci. “Ada yang memang karena bawaan. misalnya saja kan tipe sindrom laki-laki adalah XX, sedangkan perempuan XY. Tapi biasanya ada juga laki-laki yang XXY. Nah laki-laki demikian biasanya memiliki peluang yang besar untuk terserang azoospermia, adi itu sejak lahir sudah tidak ada benih dalam spermanya,” jelas Randanan. Terkait pengobatannya, kata dia, tergantung apa penyebabnya.
“Kalau pabriknya yang rusak maka akan sulit untuk diperbaiki, tapi kalau karena sumbatan bisa dioperasi. Namun sangat kecil kemungkinannya akan berhasil setelah dioperasi dan disambung kembali,” bebernya. Pemikiran sebagian orang awam bahwa, penyebab utama Azoospermia adalah kebiasaan melakukan onani ternyata itu tidak benar. “Tidak ada hubungannya orang yang suka melakukan onani dengan Azoospermia. Justru yang paling berhubungan ketika laki-laki melakukan hubungan seks dengan perempuan sembarangan,
sehingga alat kelaminnya menjadi infeksi. Nah itu mungkin saling berhubungan. kalau onani saya rasa tidak,” ungkap Randanan. Ia berpesan, jika Anda mengalami masalah dalam rumah tangga seperti belum memiliki anak, maka yang lebih berpotensi diperiksa adalah sang suami.


sumber : http://www.fajar.co.id/koran/1275904211FAJAR.OLG_7_35.pdf